Sejarah Desa
Administrator 29 Juli 2013 16:46:44 WIB
Sejarah Desa Terong
Administrator 24 September 2014 16:54:02 WIB
Saat terjadi geger Suroyudo di Kerajaan Mataram, salah seorang prajurit yang bernama Ki Potrojiwo menyingkir ke bagian timur wilayah kerajaan Mataram dengan membawa serta isteri dan seorang anak perempuannya yang bernama Nyi Jopotro dan cucu laki-lakinya yang bernama Trononggo, anak dari Nyi Jopotro. Setelah Ki Potrojiwo meninggal dan dimakamkan di Gunung Sentono di wilayah Piyungan, Nyi Jopotro bersama Trononggo menyingkir lebih ke timur lagi dari wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram. Mereka masuk hutan belantara, naik ke gunung yang sekarang disebut Cinomati dan sampailah di sebuah wilayah yang hanya ada semak belukar di tumbuhi tanaman liar terong hutan. Tempat tersebut oleh Nyi Jopotro dinamai sebagai Alas Terong .
Alas Terong yang terletak diperbukitan dan jauh dari pusat kekuasaan Kerajaan Mataram, dipilih oleh Nyi Jopotro dan Trononggo untuk menjadi tempat tinggalnya yang baru. Seiring dengan berjalannya waktu, kemudian ada beberapa orang yang kemudian datang ke alas Terong, baik yang datang dari arah barat dan juga dari arah utara dan selanjutnya bertempat tinggal di alas Terong. Berkumpulah mereka menjadi penghuni alas Terong dan melakukan interaksi sosial di sana. Dari interaksi sosial dengan masyarakat di alas Terong, kemudian Trononggo menikahi seorang perempuan dan memiliki dua orang anak, yaitu Trosentono dan Tromenggolo.
Ketika Trononggo telah lanjut usia, dia menunjuk Trosentono untuk menjadi pemimpin masyarakat alas Terong yang disebut Bekel . Menurut beberapa sumber Trosentono menjadi Bekel di Terong yang pertama dan masa tugasnya antara Tahun 1912 sampai dengan 1930, kemudian pada Tahun 1930 kedudukan Bekel Terong digantikan oleh Demang Harjoutomo anak laki laki Trosentono sampai Tahun 1951, setelah Demang Harjoutomo purna digantikan oleh Joyo Wiyarjo anak Mertomenggolo atau cucu dari Tromenggolo. Sejak kepemimpinan Joyo Wiyarjo maka sebutan Bekel berubah menjadi Lurah. Lurah Joyo Wiyarjo memangku jabatan mulai Tahun 1951 sampai dengan 1963. Kemudian sejak Tahun 1963 atas kepercayaan Penewu Kapanewon Kota Gede Sk, lurah Terong di percayakan kepada Harjosuwarno hingga Tahun l992 .
PadaTahun 1974 ketika berdirinya Kecamatan Dlingo maka Kelurahan Terong yang semula berada di wilayah Kecamatan Kotagede Sk, kemudian menjadi bagian dari wilayah Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul, dengan Lurah Harjosuwarno dan purna pada Tahun 1992. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1979 proses demokrasi dalam pengisian lurah desa (Kepala Desa sesuai sebutan pada UU no.5 1979), menggunakan sistim pemilihan langsung dan dalam proses pemilihan tersebut terpilihlah Sudirman sebagai Kepala Desa Terong masa bakti 1994 – 2002. Setelah selesai masa jabatan Sudirman pada Tahun 2002 dan dilakukan pemilihan Kepala Desa Terong pada tahun tersebut Sudirman terpilih kembali sebagai Kepala Desa Terong (Lurah Desa Terong), melalui proses pemilihan langsung melawan kotak kosong.
Pada bulan Mei 2012 masa kepemimpinan Sudirman S.E sebagai Lurah Desa Terong berakhir, sebelum berakhirnya masa jabatan Lurah Sudirman S.E, BPD ( Badan Permusyawaratan Desa ) desa Terong membentuk Panitia Pemilihan Lurah Desa Terong pada tanggal 06 Maret 2012, dalam Perjalanannya Panitia Pemilihan Lurah sampai ditutupnya masa Perpanjangan Penjaringan Lurah tanggal 25 April 2012. Dengan kejadian tersebut akhirnya BPD desa Terong mengusulkan kepada Camat Dlingo, agar Poniran ( Carik ), diangkat sebagai Penjabat Lurah Desa Terong mulai bulan Mei 2012.
Tanggal 10 Oktober 2012 Panitia Pemilihan Lurah akhirnya membuka kembali Penjaringan Bakal Calon Lurah Desa Terong, yang pada akhirnya mendapatkan 3 nama Bakal Calon yakni, Welasiman, Sukamdam dan Sugiyono S.E. Pada proses pemungutan suara tanggal 4 November 2012, akhirnya Panitia Pemilihan Lurah, mendapatkan calon Lurah terpilih yaitu Welasiman.
Lurah desa Terong yang semenjak bulan Mei 2012 dijabatkan kepada Poniran, akhirnya berakhir pada tanggal 20 November 2012 yang ditandai dengan dilantiknya Lurah Desa Terong hasil Pemilihan, yaitu Welasiman dengan masa bhakti 2012 sampai dengan 2018.
Daftar Lurah atau Kepala Desa Terong dari Tahun 1912 :
1. Trosentono (Bekel) ( 1912 – 1930 )
2. Demang Harjo Utomo ( 1930 – 1950 )
3. Joyo Wiyarjo ( 1950 – 1966 )
4. Harjo Suwarno tahun ( 1966 – 1992 )
5. Sudirman ( 1994 – 2002 )
6. Ngabehi Sudirman Wiro Mandoyo 2002 – 2012 (Sudirman, S.E.) setelah mendapat kekancingan nama dari Kadipaten Pakualaman.
7. Welasiman ( 2012-2018 )
8. SUGIYONO, SE (2018-2024)
PEMBAGIAN KRING DESA TERONG :
1. Kring I : Marto Jemiko membawahi Pencitrejo
2. Kring II : Karto Rumekso membawahi Sendangsari
3. Kring III : Hadi Suprapto membawahi Terong I dan Kebokuning
4. Kring IV : Hadi Sumarto membawahi Terong II dan Rejosari
5. Kring V : Sowiyarjo membawahi Saradan dan Pancuran
PAMONG KALURAHAN
PENGUMUMAN
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Jumlah Pengunjung |
- Imunisasi JE ( Japanese Encephalitis ) di Kalurahan Terong
- Kirab Budaya Dalam Rangka Hari Jadi Kalurahan Terong ke-112
- Senam Dalam Rangka Hari Jadi Kalurahan Terong ke-112
- Pengajian Dalam Rangka Hari Jadi Kalurahan Terong ke-112
- Upacara Dalam Rangka Hari Jadi Kalurahan Terong ke-112
- Tirakatan Kalurahan Terong Dalam Rangka Hari Jadi Kalurahan Terong Ke-112
- Layanan BPJS Keliling di Kalurahan Terong
Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License